IKAFAHUMA Gelar Doa Bersama: Mengenang Keteladanan Dr. Hj. Syafiyah

HUMANIORA – (16/5/2025) Ikatan Alumni Fakultas Humaniora (IKAFAHUMA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar acara Doa Bersama untuk mengenang 40 hari wafatnya almarhumah Dr. Hj. Syafiyah, MA., seorang tokoh akademisi yang begitu dihormati dan dicintai, Jumat sore (16/5) di ruang teater lantai tiga Fakultas Humaniora.

Baca juga:

Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, para kyai, santri, dosen, kolega, serta alumni Fakultas Humaniora. Dalam suasana yang penuh khidmat dan kekhusyukan, kegiatan ini menjadi wujud penghormatan atas dedikasi dan keteladanan almarhumah semasa hidupnya, baik sebagai dosen, pemimpin, maupun pelopor dalam pengembangan lembaga.

Kegiatan tersebut dimulai dengan pembacaan Surah Yaasin yang dipandu oleh H. Abdul Waheed, SS., M.Pd. dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan kalimat thayyibah oleh Dr. KH. Junaedi, S.Ag., M.Pd.I.

Rangkaian spiritual ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan seluruh civitas akademika dalam mengiringi kepergian sosok yang telah banyak menanamkan jejak kebaikan selama hidupnya.

Dekan Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. M. Faisol, M.A., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Humaniora (IKAFAHUMA) atas inisiatif mulia menyelenggarakan acara penghormatan dan peluncuran buku “Neng Syafiyah”. Baginya, kegiatan ini bukan hanya menjadi wujud nyata cinta alumni kepada sosok yang telah berjasa, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi akademik luhur di Fakultas Humaniora.

"Terima kasih kepada para alumni Fakultas Humaniora dalam mempersembahkan buku ini. Ia bukan sekadar kenangan, tetapi testimoni kolektif atas keteladanan almarhumah dalam dunia pendidikan dan pengabdian sosial,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa tradisi memberi penghormatan kepada para sosok paripurna, termasuk yang telah wafat, adalah bentuk penghargaan atas jejak langkah mereka dalam membangun fakultas dan masyarakat. "Ini adalah tradisi yang indah. Tradisi merekam sejarah. Kita tidak hanya mengenang, tapi juga belajar dari jejak kehidupan mereka."

Di penghujung sambutannya, Dr. Faisol membacakan sebuah puisi berbahar rajaz yang ia tulis khusus untuk mengenang almarhumah. Bait demi bait syair yang sarat makna itu menggema di ruang acara, membawa suasana menjadi syahdu, mengikat rasa kehilangan menjadi doa-doa penuh cinta.

Mewakili Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Wakil Rektor IV, Dr. KH. Isroqunnajah, M.A., yang akrab disapa Gus Is, turut menyampaikan kesan mendalam tentang sosok almarhumah. Dengan nada penuh takzim, beliau menggambarkan almarhumah sebagai pribadi yang teduh, jujur secara akademik, serta tak henti-hentinya berbagi ilmu dan membangun lembaga.

“Beliau adalah sosok yang penuh ketulusan, dengan akhlak yang mulia dan semangat keilmuan yang tak pernah padam,” kenangnya.

Gus Is juga mengajak seluruh hadirin untuk bersaksi atas kebaikan almarhumah. Menurutnya, buku “Neng Syafiyah” bukan hanya kumpulan tulisan, tetapi merupakan bentuk kesaksian kolektif bahwa almarhumah adalah insan pilihan yang layak mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah.

Mewakili pihak keluarga, putri almarhumah, Layyinah Nur Chodijah, Lc., M.Ag., menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah hadir dan memberikan doa terbaik bagi ibundanya. Ia secara khusus menyampaikan penghargaan kepada IKAFAHUMA atas inisiatif penyelenggaraan acara yang sangat bermakna ini.

“Almarhumah adalah sosok yang begitu mencintai dunia pendidikan. Ia mendedikasikan hidupnya untuk fakultas ini, untuk ilmu, dan untuk umat,” tuturnya dengan suara bergetar.

Baginya, acara ini menjadi bukti nyata cinta dan penghormatan kolektif terhadap seorang ibu, pendidik, dan istri yang selalu menghadirkan keteladanan dalam kehidupan. Layyinah berharap, buku ini menjadi hadiah istimewa bagi almarhumah—sekaligus penanda bahwa beliau pernah hadir, hidup, dan mewarnai kehidupan banyak orang.

Di akhir sambutannya, ia membacakan puisi persembahan untuk sang bunda—sebuah penggalan rasa dari hati seorang anak kepada ibunya yang telah tenang beristirahat di alam keabadian.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Malang, Ibu Nyai Dra. Hj. Latifah Shohib, yang sekaligus  adik sepupu almarhumah menyampaikan duka mendalam atas kepergian sosok yang telah menjadi inspirasi bagi banyak kalangan, terutama bagi para santri Pondok Pesantren Al-Hikmah Fatimiyah yang diasuh almarhumah.

Dalam sambutannya, Latifah mengenang saat Bu Safiyah menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. “Di tengah tradisi keluarga besar Tambakberas, saat itu belum banyak Ning yang melanjutkan studi ke luar negeri. Tapi beliau melampaui batas itu—menjadi pionir—hingga akhirnya berhasil meraih gelar S2 di bidang TESOL dari University of Canberra, Australia,” tuturnya.

Ia berharap, pondok pesantren yang ditinggalkan almarhumah dapat terus berkembang, dan para putra-putri beliau mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita yang telah dirintis dengan penuh dedikasi.

Sebagai bentuk penghormatan, acara dilanjutkan dengan penyerahan tanda kenang-kenangan dari IKAFAHUMA kepada keluarga almarhumah. Penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua IKAFAHUMA, Ahmad Faiz Wildan, S.S., M.Sos., kepada suami almarhumah, Drs. H. Yahya, yang turut didampingi oleh seluruh keluarga besar dan kolega terdekat.

Momen tersebut berlangsung khidmat, menyiratkan duka yang dalam, namun juga penuh kehangatan dan penghormatan atas segala jasa dan keteladanan almarhumah.

Acara ini bukan hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga pengingat tentang bagaimana satu pribadi yang penuh dedikasi dapat memberi dampak luar biasa bagi lingkungan akademik dan sosialnya. Dr. Hj. Syafiyah telah tiada, tetapi warisan nilai dan perjuangannya akan terus hidup dalam ingatan dan langkah para penerusnya. (ai)

 

Jl. Gajayana 50 Malang 65144 - Jawa Timur - Indonesia

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy+1 (0341) 551354

  • dummy humaniora@uin-malang.ac.id