HUMANIORA – (12/6/2025) Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menghadirkan terobosan penting dalam pengembangan akademik dan profesionalisme mahasiswa dengan membuka peluang magang internasional melalui program I-SMASH (International Student Mobility and Sharing). Program ini menjadi bagian dari integrasi kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL), yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar lintas negara kepada mahasiswa.
Baca juga:
- Pakar Linguistik Adelphi University Bahas Konstruksi identitas, Bahasa, dan Kekuasaan
- Dekan Humaniora Soroti Urgensi Dialog dalam Ilmu Pengetahuan pada Pembukaan International Scholar’s Engagement 2025
Dalam program I-SMASH tahun ini, mahasiswa Fakultas Humaniora berkesempatan untuk menjalani kegiatan akademik dan magang di tiga negara Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia, dan Kamboja. Tiga lembaga mitra internasional yang telah menjalin kerja sama dalam pelaksanaan program ini adalah Ma’had Tahfiz As-Sa’idiyyah di Malaysia, Islam Wityalay Thai di Thailand, dan Ma’had Noorol Iman di Kamboja. Ketiga institusi tersebut akan menjadi tempat mahasiswa mengembangkan kompetensi mereka dalam bidang pengajaran, pariwisata budaya, diplomasi, hingga penerjemahan.
Dijadwalkan sosialisasi program I-SMASH pada 20 Juni 2025. Mahasiswa yang berminat dapat mendaftar mulai 11 hingga 26 Juni 2025. Setelah proses seleksi yang dilaksanakan pada 30 Juni, peserta terpilih akan diberangkatkan pada 20 Juli 2025 untuk memulai perjalanan internasional mereka selama program berlangsung.
Program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas akademik, tetapi juga untuk menanamkan semangat global citizenship pada diri mahasiswa. Melalui interaksi lintas budaya dan keterlibatan langsung dalam dunia profesional, peserta diharapkan mampu memperluas wawasan, membangun jejaring internasional, serta memperkaya pemahaman mereka terhadap dinamika sosial dan budaya kawasan ASEAN.
“Kesempatan ini merupakan langkah besar dalam pengembangan akademik dan profesional mahasiswa. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya belajar di lingkungan lintas budaya, tetapi juga memperkuat jejaring global dan kemampuan adaptasi di dunia kerja internasional,” ujar WD1 Humaniora, Dr. Halimi.
Dengan biaya partisipasi sebesar Rp 9.000.000, yang disusun dengan skema cost-sharing antara mahasiswa dan pihak fakultas, peserta sudah mendapatkan fasilitas lengkap berupa tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi, makan dua kali sehari, transportasi lokal, serta berbagai kegiatan edukatif dan profesional selama program berlangsung.
Program I-SMASH diharapkan menjadi momentum penting dalam menyiapkan lulusan Fakultas Humaniora yang tidak hanya unggul dalam bidang keilmuannya, tetapi juga siap bersaing dan berkontribusi di level internasional. Melalui program ini, Fakultas Humaniora menunjukkan kesungguhannya dalam membentuk generasi muda yang adaptif, terbuka terhadap keberagaman, dan memiliki kompetensi global. (al)