HUMANIORA – (14/3/2025) Dalam upaya membangun kesadaran diri yang lebih tinggi serta mendorong mahasiswa untuk meraih prestasi, Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar Workshop Emotional Spiritual Quotient (ESQ) pada Jumat, 14 Maret 2025. Acara ini menghadirkan Dr. Istiadah sebagai pemateri utama, yang membekali mahasiswa dengan konsep pengembangan diri berbasis spiritual dan emosional guna mencegah kekerasan serta meningkatkan motivasi akademik.
Baca juga:
- Jelang PKL, Mahasiswa Humaniora Dapat Arahan dan Pembekalan
- Humaniora Gelar Workshop ESQ: Cerdas Emosi, Bijak Beraksi, Raih Prestasi
Dr. Istiadah mengawali sesi dengan mengajak mahasiswa untuk memahami siapa diri mereka sebenarnya. Menurutnya, kesadaran diri dimulai dari mengenali nilai-nilai pribadi, kelebihan, serta area yang masih perlu dikembangkan. Ia menekankan bahwa refleksi diri menjadi langkah awal yang krusial dalam membangun karakter yang kuat. Dengan memahami skala kesadaran diri, mahasiswa dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan serta mengoptimalkan potensi mereka dalam kehidupan akademik maupun sosial.
Selain mengenali diri, mahasiswa juga diajak untuk memahami bagaimana emosi dan pola pikir memengaruhi kualitas hidup mereka. Dr. Istiadah mengingatkan bahwa emosi negatif, seperti ketakutan dan kemarahan, sering kali menjadi penghambat pertumbuhan diri jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, ia mengajarkan cara-cara untuk menyadari serta melepaskan beban emosional tersebut agar energi dapat dialihkan ke hal-hal yang lebih produktif. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menanamkan rasa syukur, berbaik sangka, dan selalu berpikir positif sebagai strategi untuk membangun semangat dan motivasi yang berkelanjutan.
Dalam sesi selanjutnya, Ketua PSGA UIN Malan tersebut menggarisbawahi peran spiritualitas dalam meningkatkan kesadaran diri. Ia menjelaskan bahwa ketenangan batin yang diperoleh melalui praktik spiritual, seperti doa, meditasi, dan refleksi diri, dapat membantu mahasiswa tetap fokus serta memiliki arah yang jelas dalam mencapai tujuan. Dengan memperkuat hubungan spiritual, seseorang tidak hanya akan lebih tenang dalam menghadapi tekanan, tetapi juga lebih siap dalam merespons berbagai tantangan kehidupan dengan bijaksana.
Sebagai penutup, Dr. Istiadah mengajak mahasiswa untuk mengimplementasikan kesadaran diri dalam bentuk aksi nyata, yakni dengan menebar manfaat bagi lingkungan sekitar. Menurutnya, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas diri adalah dengan melayani dan membantu orang lain secara tulus. Dengan memberikan manfaat kepada sesama, seseorang tidak hanya memperkuat rasa empati, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup yang bermakna.
Melalui workshop ini, Dr. Istiadah berharap mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya kesadaran diri dalam setiap aspek kehidupan. "Ketika kita rileks, tersenyum, dan bersyukur, maka semua solusi sebenarnya ada dalam diri kita sendiri," ujarnya. Ia pun menegaskan bahwa dengan mengelola emosi, berpikir positif, serta membangun spiritualitas yang kuat, mahasiswa akan lebih siap menghadapi dunia dan meraih prestasi dengan penuh semangat. [al]