HUMANIORA – (5/5/2023) Dalam rangkaian pembukaan ADIA Annual International Conference yang berlangsung di Hall The ZHM Premiere Hotel, Jl. Thamrin 27 Padang, Sumatera Barat, Minggu petang (4/6), Dekan Fakultas Humaniora yang sekaligus Presiden Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA), Dr. M. Faisol, memberikan sambutan di hadapan para peserta konferensi.
Baca juga:
- Mengesankan, Mahasiswa Humaniora Sukses Gelar Pentas Drama "The Chronicles of Narnia”
- Bekali Motivasi Positif Secara Spiritual, Humaniora Gelar AMT 2023
Dr. M. Faisol dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya meninjau kembali paradigma kajian ilmu-ilmu humaniora di era 5.0. Menurutnya, perubahan-perubahan dalam masyarakat dan teknologi yang terjadi saat ini membutuhkan pemikiran baru dan pendekatan yang lebih holistik dalam mengkaji isu-isu humaniora.
“Kajian humaniora perlu mampu beradaptasi dengan cepat dan mengambil manfaat dari perkembangan teknologi untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam”, paparnya.
Lebih lanjut, pria asal Gresik, Jawa Timur ini juga menyampaikan tentang pentingnya mengubah paradigma dalam menghadapi tantangan Revolusi Sosial 5.0. Menurutnya, Era kemajuan teknologi yang cepat dan transformasi masyarakat ini menuntut pemikiran ulang mendasar tentang pendekatan dan perspektif kita di bidang studi humaniora.
“Revolusi Sosial 5.0 memberi kita peluang dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai akademisi dan peneliti di bidang humaniora, adalah tanggung jawab kita untuk beradaptasi dan berkembang, untuk tetap relevan dan berpengaruh dalam membentuk wacana masyarakat”, paparnya.
Melalui kesempatan yang sama, ia juga mengajak para dosen dan para ahli di bidang humaniora memahami kembali paradigma dalam studi humaniora. Menurutnya, paradigma ilmu humaniora harus terbuka dan adaptif terhadap tenologi dan perubahan-perubahan baru, dan menjalin kolaborasi yang melampaui batas disiplin ilmu.
“Bersama-sama, mari kita hadapi tantangan dan raih peluang yang dihadirkan oleh Revolusi Sosial 5.0, saat kita berusaha untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat, memupuk moderasi beragama, dan membentuk masa depan yang lebih baik untuk semua”, pungkasnya.
Di akhir sambutannya, Dr. M. Faisol mengapresiasi kehadiran para peserta konferensi dan menyampaikan terima kasih atas kontribusi mereka dalam mengembangkan ilmu humaniora. Ia berharap bahwa konferensi ini akan menjadi momentum untuk meningkatkan kolaborasi antara institusi dan para pakar di bidang humaniora serta memperkuat peran ADIA dalam mengadvokasi pentingnya ilmu humaniora di tingkat nasional dan internasional.
“Semoga konferensi ini menjadi momen yang baik untuk memperkuat jaringan akademik di bidang adab dan humaniora, sehingga ide dan penelitian dapat saling terhubung dan berkembang”, tegasnya.
Konferensi tahunan ADIA ini dihadiri oleh beberapa narasumber, pakar, dan ilmuwan terkenal dalam bidang ilmu-ilmu adab dan humaniora, di antaranya Prof. Dr. Moh. Roslan Bin Mohd. Nor dari Malaya University, Dr. Suryadi, MA. dari Leiden University, Prof. Dr. Nurdin Laugu, S.Ag., S.S., MA, Presiden ASDIP, dan Dr. Abdul Hamid dari Omdurman Islamic University. [al]