HUMANIORA – (1/12/2022) Senin, 28 November 2022, Ketua Program Studi Sastra Inggris Fakultas Humaniora, Ribut Wahyudi, Ph.D. mengisi kuliah tamu di Prodi Sastra Inggris Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunankali Jaga Yogyakarta. Pada kesempatan ini Ribut Wahyudi menguapas tentang skill komunikasi dalam dunia Pengajaran Bahasa Inggris. Ia membahas skill komunikasi dalam dua sudut pandang: teoritis dan praktis.
Pada tataran teoretis, Ribut menejelaskan bahwa dalam pengajaran Bahasa Inggris ada dua pendekatan. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan mainsteam Teaching English to Speaker of Other Languages (TESOL) dan pendekatan alternatif seperti Teaching English as Glocalized Communication.
Baca juga:
- Tingkatkan Kolaborasi, Dosen Humaniora Jadi Visiting Lecturer di UIN Alauddin Makassar
- Kuliah Tamu, “Budaya Jepang; Antara Tradisi dan Moderenisasi”
- Kuliah Tamu "Bahasa Arab untuk Diplomasi"
Pendekatan pertama menurutnya, lebih menekankan pada materi dari Barat tanpa lebih jauh memperhatikan sinerginya dengan konteks lokal. Contohnya pengajaran esai argumentatif yang terdiri dari paragraph awal, tiga paragraph isi dan satu paragraf penutup. Sebaliknya pendekatan alternatif lebih menekan dialektika global dan lokal sehingga lebih materi yang disampaikan mempunyai resonansi yang lebih dengan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan contoh pembahasan English as an Islamic Language (Mahboob, 2009) yang membahas penggunaan Bahasa Inggris oleh mayoritas Muslim di Pakistan akan mempunyai relevansi yang kuat dengan pengunaan Bahasa Inggris di kampus Islam.
Selain dua pendekatan di atas, pria asal Jember tersebut juga memperkenalkan aspek-aspek penting dalam pengajaran seperti; penggunaan intonasi yang tepat, penggunaan eye contact yang merata keseluruh mahasiswa, penggunaan body language yang tepat, dan penggunaan multi-modal semiotic resources yang lain. Ribut juga menekankan pemahaman pengajar terhadap bahasa dan budaya mahasiswa juga merupakan hal yang sangat penting.
Lebih lanjut, Kaprodi Sastra Inggris juga menekankan pentingnya mengkontekstualisasikan materi yang sedang di bahas yang mempunyai resonansi dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari sehingga materi tersebut akan lebih mudah difahami. Penggunaan humor dalam kelas dalam porsi yang pas, akan membuat mahasiswa merasa nyaman dalam mengikuti perkuliahan.
Ribut juga menyarakan agar mahasiswa juga bisa belajar dari ‘best teaching practice’ dari para praktisi dan pakar pengajaran yang bisa diakses dari YouTube. Acara kuliah tamu tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan antusias dan tertib. [al]
