HUMANIORA – (1/12/2022) Kemampuan Public Speaking (PS) merupakan skill dasar yang dapat menunjang kesuksesan seseorang. Dengan menguasai skill ini, seseorang dapat menyampaikan ide dan gagasan kepada audience secara jelas dan terarah. Namun faktanya, untuk menguasai keterampilan ini tidaklah mudah. Demam panggung, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kepercayaan diri seseorang menurun. Namun untuk meghindari demam panggung dan menjadi percaya diri itu sendiri mudah, dan tentu saja dapat dipelajari.
Hal itu disampaikan Whida Rositama, M. Hum. dalam acara Visiting Lecturer yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Inggris Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (FADIB) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin, 28 November 2022.
Baca juga:
- Tingkatkan Kolaborasi, Dosen Humaniora Jadi Visiting Lecturer di UIN Alauddin Makassar
- Dosen Humaniora Diundang UIN Alauddin Makassar, Berikan Kiat Menulis Artikel Ilmiah
- Kuliah Tamu "Bahasa Arab untuk Diplomasi"
“Demam panggung adalah masalah biasa, yang juga dirasakan banyak orang. Nggak boleh langsung nyerah. Semakin kita takut, semakin besar demam panggung melanda”, tegas Whida, sapaan akrabnya.
Selanjutnya, wanita kelahiran Semarang ini memberikan tips dan trik penting yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa grogi saat berada di depan panggung. Relaksasi ringan, menurutnya sangat bermanfaat untuk meringankan rasa grogi di depan umum.
“Tarik nafas panjang, tahan 5 detik, lalu hembuskan, kemudian pikirkan hal-hal yang membuat Anda merasa tenang”, jelasnya di hadapan para mahasiswa.
Ia menambahkan tips lain agar demam panggung bisa diminimalisir.
“Saat grogi, kita bisa menggenggam erat microphone dan script di tangan. Itu sangat berguna untuk mencegah serangan tremor. Lalu, arahkan pandangan mata kalian pada titik penonton yang membuat kalian nyaman.”, imbuhnya.
Lebih lanjut memaparkan materi, Whida menjelaskan berbagai jenis Public Speaking.
“Secara umum PS ada yang formal, semi formal, dan non-formal. Ketiga jenis PS tersebut akan menentukan seorang Public Speaker dalam memilih kosakata dan busana yang digunakan”, jelasnya.
Untuk melengkapi persepsi peserta tentang PS, Whida memutarkan beberapa video Public Speaker untuk disimak, kemudian disimulasikan dalam sesi praktek. Dengan menerapkan metode Practice and Drill, peserta mendapat kesempatan memraktekkan berbagai aktivitas Public Speaking seperti praktek MC, news reading, speech, dan chair.
Mengakhiri penyampaian materi Public Speaking, Dosen Prodi Sasra Inggris ini memberikan tips kepada para peserta, tips BAKPIA. Sesuai dengan nama makanan khas Yogyakarta, BAKPIA merupakan kependekan dari Be confident, Appearance, Keep smiling, Pronunciation, Intonation and Articulation dan Audience. Keenam poin ini merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang Public Speaker agar memiliki performa yang lebih maksimal.
Kegiatan Visiting Lecturer berbasis mata kuliah ini sendiri dilaksanakan untuk memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa melalui dosen-dosen ahli dan praktisi yang diundang. Mahasiswa dapat menggali dan mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang belum tentu diajarkan sebelumnya. [al]