HUMANIORA – (7/11/2024) Atmosfer persaingan semakin terasa pada hari kedua penyelenggaraan Festival Jazirah Arab (FJA) 2024 di Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (5/11). Serangkaian lomba bergengsi, seperti Imathoh (Cerdas Cermat), Munadzarah (Debat), dan Musabaqah Qiroatul Kutub (Pembacaan Kitab Arab), berhasil menyedot perhatian peserta dan penonton. Diikuti oleh delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, para peserta beradu kecakapan dalam Bahasa Arab dan pengetahuan keislaman yang mendalam.
Baca juga:
- Menulis Proposal Penelitian Sulit? Simak Tips HDC Berikut
- Humaniora Tanda Tangani Pakta Integritas, Langkah Nyata Menuju Zona Bebas Korupsi
Setiap cabang lomba menghadirkan tantangan tersendiri bagi peserta. Dalam ajang Imathoh, para peserta berusaha menyampaikan pidato dengan retorika yang kuat dan penyampaian yang memikat. Di lain sisi, Munadzarah menjadi ajang adu argumen yang memperlihatkan ketajaman berpikir dan kemampuan peserta dalam mempertahankan gagasan dalam Bahasa Arab. Sementara itu, Musabaqah Qiroatul Kutub menguji kemampuan peserta dalam membaca dan memahami teks keagamaan klasik dengan penguasaan tajwid dan pengetahuan kitab yang mumpuni.
Sebagai juri dalam berbagai lomba, dosen-dosen Fakultas Humaniora memberikan penilaian yang teliti dan profesional. Mereka bukan hanya menilai keterampilan berbahasa, tetapi juga memahami urgensi dan makna di balik setiap materi yang disampaikan. Para juri turut mengapresiasi penampilan peserta yang tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap isi dan budaya Arab.
Ryan, salah satu peserta yang mengikuti lomba di FJA, mengungkapkan kesannya terhadap acara ini. “Dengan diadakannya FJA, semoga bisa memberi kesan, ilmu, dan pengalaman lebih baik untuk panitia ataupun peserta,” ungkapnya. Testimoni Ryan mencerminkan harapan para peserta bahwa FJA bukan hanya sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wadah pembelajaran yang memperkaya pemahaman akan budaya dan bahasa Arab.
Para pemenang yang berhasil meraih prestasi dalam setiap kategori lomba diumumkan dengan penuh kebanggaan (7/11). Di kategori Imathoh, juara pertama berhasil disabet oleh tim dari Darussalam Blokagung Banyuwangi, disusul oleh PBA Universitas Ibrahimi di posisi kedua, dan Alkindi PBA UIN Malang di tempat ketiga. Penampilan para peserta ini menonjolkan kemampuan orasi yang kuat, dibalut dengan kemampuan retorika Bahasa Arab yang memukau.
Sementara itu, dalam lomba Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK), juara pertama diraih oleh Muh. Syariful Amin dari Madin Al Mustofa, diikuti oleh Ahmad Bahauddin Al Mujib dari PP. Al Bidayah sebagai juara kedua, dan Nauval Maulana dari IAI Al Khoirot Pamekasan di posisi ketiga. Setiap peserta membacakan teks kitab dengan kefasihan yang mencerminkan pemahaman mendalam akan literatur keislaman klasik.
Di kategori Qiroatus Syi’ir, kemampuan melantunkan syair dengan artikulasi dan keindahan nada diuji. Juara pertama jatuh kepada Wafiq Akbar Hasibuan dari UIN Walisongo, sementara juara kedua dan ketiga diraih oleh Najwa Aura Ramadhani dari MAS Al Ishlah Jenggawah dan Khoiriyatun Nurussa'diyah dari UIN KHAS Jember.
Kompetisi debat Munadzarah juga menghadirkan ketegangan yang menarik perhatian. Tim El-Markazi UII berhasil meraih juara pertama, dengan EL-BANNA STAI DUBA B di posisi kedua, dan AL-HIKMAH UNIDA di tempat ketiga. Predikat Best Speaker dalam kompetisi ini diberikan kepada Rifqi Aziz Febrianto dari Al-Quds UNUJA A, yang dinilai paling unggul dalam menyampaikan argumen dengan bahasa yang lugas dan analisis mendalam.
Pada kategori Khitobah (Pidato), penampilan Toriq Syagil Birri dari Ma'had Aly Al-Fithrah Surabaya berhasil menempatkannya sebagai juara pertama. Posisi kedua diraih oleh Faisal Muflih Irfanu Tsaqib dari Universitas Negeri Surabaya, sementara juara ketiga diberikan kepada Nabihatin Nailah dari PP. Annuqayah Latee ll.
Marshall Ilmie El-Aziezy, Ketua FJA 2024, menyatakan bahwa ajang ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat persaudaraan antar-kampus. “FJA 2024 ini dapat menjadi jembatan persaudaraan antar-kampus atau instansi lainnya, dan semoga terus eksis di masa depan sebagai kiblat event nasional yang menarik banyak peserta dari berbagai latar belakang,” ungkapnya.
Dengan berbagai cabang lomba yang digelar dan penuh antusiasme dari peserta, FJA 2024 semakin menegaskan posisinya sebagai ajang bergengsi yang bukan hanya menguji kemampuan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya Arab. Diharapkan, festival ini mampu memberikan kesan mendalam dan menjadi pengalaman berharga bagi seluruh peserta.
Festival Jazirah Arab 2024 membuktikan diri sebagai panggung yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia dalam semangat persaudaraan dan kompetisi sehat. Dengan beragam lomba yang diadakan, FJA tidak hanya mendukung perkembangan keterampilan bahasa, tetapi juga membangun rasa saling menghargai dan berbagi ilmu antar sesama generasi muda.
Sebagai festival tahunan yang rutin diadakan, FJA terus berkembang menjadi event yang lebih inklusif dan berdaya saing. Dengan menyajikan ragam lomba yang mendalam, FJA mengukuhkan dirinya sebagai salah satu ajang paling prestisius di tingkat nasional untuk mahasiswa yang ingin mendalami budaya Arab dan keislaman. [abd]