HUMANIORA (27/1/2023) Aliyah, Alumni Fakultas Humaniora terpilih menjadi Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat periode 2022-2025. Aliyah resmi menjadi anggota KPI setelah Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) mengumumkan sembilan nama anggota KPI Pusat periode 2022-2025 pada Selasa (24/1/2023).
Baca juga:
- Hari Pertama AADC Qatar, Debatter Humaniora Berhasil Ungguli Dua Negara
- Jaga Kualitas Lulusan, Prodi BSA Lakukan Review Soal Ujian Komprehensif
Aliyah menjadi anggota KPI bersama dengan delapan anggota lainnya, yakni Amin Shabana, Evri Rizqi Monarshi, I Made Sunarsa, Mimah Susanti, Mohamad Reza, Muhammad Hasrul Hasan, Tulus Santoso, dan Ubaidillah. Ke sembilan nama ini terpilih secara musyawarah mufakat setelah melalui proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and Proper Test) pekan lalu.
Diwawancara Tim Infopub Fakultas Humaniora, alumni Program Studi Bahasa dan Sastra Arab angkatan 1997 ini mengaku bersyukur bisa masuk dalam daftar anggota KPI Pusat periode 2022-2025.
“Ini kesempatan yang baik, saya sangat bersyukur bisa menjadi anggota KPI Pusat”, tuturnya.
Alumni S2 University of Malaya Malaysia ini juga membagikan pengalamannya selama menjalani proses seleksi KPI. Menurutnya, dalam mengikuti proses seleksi diperlukan ekstra kesabaran, karena proses seleksi ini memakan waktu hingga 7 bulan, dengan beberapa tahapan yang harus dilalui seperti seleksi administrasi, tes tulis, wawancara, hingga uji publik.
"Cukup menguras energi, karena ini pertama kalinya saya melakukan uji kepatutan atau Fit and Proper Test di DPR RI di hadapan para anggota Dewan Komisi I yang bermitra dengan Menteri Komunikasi dan Informasi. Ini cukup mendebarkan", ungkapnya.
Selanjutnya, Aliyah yang juga tenaga ahli di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ini berpesan kepada para alumni Fakultas Humaniora untuk selalu optimis dalam menghadapi hidup. Ia berpesan kepada para mahasiswa Fakultas Humaniora untuk menghadapi setiap kesulitan dan tantangan sebagai sebuah kesempatan dan peluang baru. Latar belakang pendidikan, menurutnya bukan satu-satunya modal untuk menuju kesuksesan di dunia karier.
“Yang penting optimis dan fokus pada apa yang kita pada tujuan kita. Jangan jadikan background pendidikan kita sebagai hambatan di masa depan. Tantangan dan masalah pasti ada. Jadikan keduanya sebagai pemicu untuk berkembang.” pesannya. [mas]